Dibalik Kekuasaan Baju Coklat, Nama “Tamba” Oknum Aparat Terseret dalam Dunia Kegiatan Ilegal

banner 468x60

https://baitcerita.com, Batam – Dibalik kekuasaan berseragam coklat, muncul nama “Tamba”, oknum aparat yang diduga terlibat dalam berbagai aktivitas ilegal di Kota Batam. Sabtu (18/10).

Informasi yang dihimpun menyebutkan, peran Tamba bukan sekadar pembackup, tapi juga diduga ikut mengatur jalannya kegiatan tersebut.

banner 336x280

Redaksi mencatat, setidaknya ada tiga lokasi kegiatan cut and fill diduga ilegal dari pemotongan bukit tanah hingga bukit tanah bebatuan yang melibatkan nama Tamba.

Dimana sumber menyebutkan lokasi pertama, kegiatan cut and fill di Belakang Rutan Batam, dan lokasi kedua di Pinggir Jalan Brigjen Katamso Tanjung Uncang. Sedangkan lokasi ketiga di Sei Pelenggut Dapur 12 Sagulung.

Kegiatan pengerukan bukit tanah bebatuan diduga tanpa izin di pinggir jalan kawasan Tanjung Uncang. Batu aji. Foto ist : doc/red.

Pandiangan, mengaku sebagai salah satu pengawas alat berat di lokasi Cut and Fill di Pinggir Jalan Brigjen Katamso Tanjung Uncang menyebutkan bahwa kegiatan tersebut baru berjalan beberapa hari.

“Baru jalan bang, sekarang sudah si TMB seorang oknum kepolisian disini yang juga megang aktivitas di belakang rutan,” katanya kepada media. Jumat, (3/10).

Bahkan nama Tamba juga mencuat ditelinga Wakil Ketua II dan Komisi I DPRD Kota Batam hingga Dinas Lingkungan Hidup saat melakukan sidak ke lokasi kegiatan Cut and Fill di Sei Pelenggut Dapur 12 Sagulung pada hari Rabu, (15/10).

Saat sidak berlangsung, pengawas lapangan di lokasi, Simatupang menyebutkan PT. Cipta group sebagai pemilik lahan. Dan ia katakan bernama Tamba yang disinyalir oknum Brimob sebagai kontraktor pelaksana kegiatan.

Kendati demikian, Tamba saat dijumpai dibilangan kawasan SP Plaza Sagulung mengaku hanya sebatas pemilik alat berat yang digunakan untuk kegiatan tersebut.

“Sebenarnya kita hanya menyewakan alat bang, tapi kadang kalo ada masalah bos minta bantu sama kita,” ujar Tamba kepada pewarta. Kamis, (16/10).

Kasus ini menjadi ujian bagi penegak hukum untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memberantas praktik-praktik ilegal tanpa pandang bulu, termasuk jika melibatkan oknum di internal aparat sendiri.

Publik pun mendesak agar aparat penegak hukum menindak tegas bila benar terdapat penyalahgunaan kekuasaan di tubuh institusi berseragam. Hingga kini, pewarta masih mencoba konfirmasi kepada aparat penegak hukum. (Red).

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *