Dit Intelkam Polda Kepri Gelar Diskusi Publik Terkait PSN

banner 468x60

https://Baitcerita.com, Batam – Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City telah disiapkan sebagai mesin ekonomi baru di Indonesia. Selain menjadi kawasan industri, nantinya kawasan tersebut akan disiapkan untuk sektor perdagangan, residensial, hingga wisata yang terintegrasi.

Namun sejauh ini, masih ada beberapa kendala yang membuat prosesnya masih terhambat. Agar progresnya bisa digesa, kegiatan audiensi dan diskusi dengan tema ‘Menciptakan Kondusifitas Masyarakat Kota Batam Terkait Poyek Strategis Nasional Rempang Eco City’ digelar Bertempat di Ballroom lantai 5 King Hotel, Kota Batam. Selasa, (21/1/2025).

banner 336x280

Diprakarsai oleh Direktorat Intelkam Polda Kepri, kegiatan ini dihadiri oleh 4 Organisasi Masyarakat (Ormas) yang berasa dari warga tempatan yakni, Perpat Kota Batam, Lang Laut, Aliansi Pemuda Melayu, dan Gagak Hitam. Sebagai narasumber yakni, Yarmanis, Kasubdit Dokumentasi Pertanahan BP Batam, dan Joko Satrio Sasongko, Kepala Bagian Hukum Pemko Batam, serta sebagai moderator ialah Indrawati Sugiati Ningsih.

Kasubdit Dokumentasi Pertanahan BP Batam, Yarmanis, mengatakan, kegiatan hari ini sebagai upaya untuk menyatukan semua elemen masyarakat yang ada di Batam agar bisa saling membantu, saling membahu menyamakan persepsi bagaimana mengembangkan PSN Rempang Eco City.

“Karena bagaimanapun juga, tanpa dukungan semua masyarakat Batam, tujuan pemerintah ini akan terkendala. Kita tidak ingin kendala-kendala itu terus berlangsung. Bahkan kita ingin apa yang kita hadapi sekarang bisa cepat teratasi melalui kolaborasi dan penyamaan persepsi untuk melangkah lebih laik di masa depan,” ujar Yarmanis.

Hasil dari audiensi ini lanjut Yarmanis, pada prinsipnya semua mendukung dan satu bahasa untuk menyukseskan Rempang Eco-City.

“Saya kira ini adalah sesuatu yang positif dan perlu ditingkatkan lagi dengan dengan pihak lainnya yang terlibat untuk bersama-sama membangun Rempang,” lanjutnya.

Sementara Kepala Bagian Hukum Pemko Batam, Sasongko, mengucapkan rasa syukur dengan adanya kesepahaman untuk sama-sama mendukung program nasional ini.

“Alhamdulillah, dengan diadakannya audiensi dan diskusi publik ini, harapan kami terhadap pelaksanaan-pelaksanaan di Rempang berjalan cukup baik dan lancar,” ujarnya.

Foto Istimewa : doc/red.

Masukan dan saran serta sumbangsih yang disampaikan oleh audiens yang hadir tambahnya, akan menjadi pembenahan dan perbaikan kedepan.

“Yang jelas, pemerintah sangat mendukung dan betul-betul ingin kesejahteraan rakyat di Kota Batam ini bisa terlaksana,” tuturnya.

Ketua Ormas Gagak Hitam, Udin Pelor, kepada awak media menambahkan, kegiatan kali ini sangat positif bagi kami untuk menjaga kondusifitas Kota Batam terkait Eco-City dan pembangunan skala nasional di Rempang Galang.

Pihaknya juga mengapresiasi kegiatan yang diprakarsai Polda Kepri dalam hal ini Direktorat Intelkam Polda Kepri ini, karena bisa menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi.

Dengan kegiatan ini, empat organisasi tempatan bisa dipersatukan, duduk bersama dalam forum ini, ini sangat luar biasa. Pada intinya pihaknya mendukung pembangunan Rempang Eco City, namun jangan lupakan hak-hak rakyat.

“Pada dasarnya, keputusan yang diambil pemerintah pusat maupun kota, kami sangat mendukung, terutama pembangunan berskala panjang untuk masa depan anak cucu kita,” akunya.

Namun di samping itu, pihaknya memohon apa yang menjadi hak-hak yang dimiliki masyarakat tempatan bisa diperhatikan dan diutamakan.

Sebagai organisasi tempatan, dirinya meminta organisasi di luar Kepri jangan mendoktrin masyarakat untuk menentang hukum. “Biarkan ini menjadi masalah masyarakat setempat dengan pemerintah dan BP Batam, dan biarkan kami selesaikan tanpa harus melawan hukum,” tutupnya.

Selain itu, setelah dilakukan audiensi, juga dilangsungkan dengan pembacaan deklarasi damai oleh seluruh peserta.

Disisi lain, ketidakhadiran perwakilan dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Batam meskipun telah diundang, menjadi bentuk kekecewaan bagi para Ormas. Sebab, mereka berharap LAM bisa menjadi payung dan orang tua bagi masyarakat melayu untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah. (Red/r).

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *